Nama : Kristin Natalia
Kelas : 3EB17
NPM : 23210927
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2 #
- Premis umum : premis mayor ( My )
Contoh silogisme kategorial :
- My : Semua mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
Penalaran Deduktif
Deduksi
yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan
pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal
khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi
merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran
deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya
telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih
khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis,
definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang
gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian
konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci
untuk memahami suatu gejala.
MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Simpulan
atau (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. sebaliknya, konklusi
yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.
Contoh:
Penarikan
secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh
kalimat :
Semua
ikan bernafas melalui insang. ( premis )
Semua
yang bernafas melalui insang adalah ikan. (simpulan)
MENARIK SIMPULAN SECARA TIDAK
LANGSUNG
Penalaran
deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua
premis sebagai data.premis yang pertama bersifat umum dan yang kedua bersifat
khusus.
Penarikan
ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum,
sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus. Contoh : Silogisme
Kategorial. Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga
proposisi, yaitu :
- Premis umum : premis mayor ( My )
-
Premis khusus : premis minor ( Mn )
-
Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
Contoh silogisme kategorial :
- My : Semua mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
-
Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
-
K : Aini Fatimah memiliki KTM.
Premis
umum/mayor(PU) dan premis khusus/minor(PK).
PU
: Semua A=B
PK
: Semua C=A
S
: Semua C=B
Contoh
PU
: Semua makhluk hidup memiliki mata
PK
: si Polan adalah makhluk hidup
S
: maka si Polan mempunyai mata
Beberapa
jenis penalaran deduksi adalah sebagai berikut :
1.Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.
Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.
A.Silogisme
Kategorial
Argumen
deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya
tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term
yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Tiap
term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, misalnya :
(1) Semua buruh adalah manusia pekerja
(2) Semua tukang batu adalah buruh
(3) Jadi, semua tukang batu adalah manusia pekerja.
B.
Silogisme Hipotetis
Silogisme
hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif
yang mengandung hipotese.
Premis
mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotetis.
Rumus
proposisi mayor dari silogisme:
Jika
P, maka Q
Contoh:
Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis
Minor: Hujan tidak turun
Konklusi:
Sebab itu panen akan gagal.
Atau
Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis
Minor: Hujan turun
Konklusi:
Sebab itu panen tidak gagal.
Pada
contoh premis mayor mengandung dua pernyataan kategorial, yaitu hujan tidak
turun dan panen akan gagal. Bagian pertama disebut antiseden,
sedangkan bagian kedua disebut akibat.
Terdapat asumsi : kebenaran antiseden akan mempengaruhi kebenaran akibat.
Terdapat asumsi : kebenaran antiseden akan mempengaruhi kebenaran akibat.
C.Silogisme
Alternatif
Silogisme
alternatif atau silogisme disjungtif :
–
Proporsi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang
mengandung kemungkinan atau pilihan.
–
Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah
satu alternatifnya.
–
Konklusi tergantung dari premis minornya.
Contoh:
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis
Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi:
Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
Atau
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis
Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi:
Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
2.Entinem
Adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Entinem
berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja
enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’. Silogisme muncul hanya
dengan dua proposisi.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar